Mar 26, 2006

mencintai tanpa bercinta

seumuran ini, sudah tidak aneh lagi jika mencintai seseorang dengan add on keinginan bercinta dengan orang yang dicintainya tadi. memang nggak semua harus selalu begitu, selalu ingin bercinta, tapi statistik (yg belum aku dapat hasil surveynya, alias ini cuma mengira2) mengatakan bahwa disaat umur menginjak 30an, mecintai dan ingin bercinta sungguh hanya dibatasi oleh sesuatu hal yg tipis, blur...

atas nama cinta, orang bisa dengan mudahnya bercinta, atas nama cinta orang bisa bercinta dengan siapa saja yang dia rasa, dia pikir, dan dia kira dicintanya. sedangkal itukah cinta? mungkin bisa lebih dirasakan dalamnya cinta jika kita mencintai seseorang dengan mengikis habis keinginan untuk bercinta dengannya. dari situ bisa dilihat, dalam nggak nya cinta itu...

V for Vendetta



remember remember... the fifth of november...


suara yg berat dibalik topeng si Vendetta yg lebih suka dipanggil dengan "V". V adalah seorang pejuang kemerdekaan (freedom), kemerdekaan dari belenggu aturan-aturan politik di england saat itu. V adalah kekuatan dari yang tertindas, kaum yang teraniaya, dimana kaum itu tidak akan lemah selamanya, suatu ketika pasti ada kekuatan yang tiba2 membuatnya kuat dan melawan habis belenggu tadi.

apa di indonesia bakal nunggu ada nya V versi indonesia ya?

People should not be afraid of their governments. Governments should be afraid of their people.


tulisan dJenar itu picisan dan nggak BERBOBOT?

suatu sabtu sore yang cerah dan indah, dikala bangun tidur sore dan jalan2 di jaksa, gak ada kepikiran bakal terjadi sesuatu, semuanya asik-asik aja, nunggu magrib tiba...

sudah menjadi kebiasaan bahwa aku sangat suka berdiskusi akan segala sesuatu, apalagi ttg hal aktual ataupun hal2 yg emang menjadi kesukaan aku misalnya, buku, film atau billiar. dan begitulah, bbrp saat mkemudian seorang yg ngakunya temen lama menyapa dan ngobrol2 ngisi waktu sore hari itu, dan for me, why not? toh daripada ngobrol ngalor ngidul, mending ngebahas sebuah topik yg asik dan bisa ngasah otak yg makin tua makin menumpul ini...

awalnya sih asik, ttg buku, buku apa yg suka aku beli dan baca, buku apa yg beberapa kali dibaca dan tidak pernah bosan dan seterusnya dan seterusnya. sampai suatu ketika dia sangat kaget karena buku terakhir yg aku baca adalah buku tamara geraldine, yg berjudul, Kamu Sadar, Saya Punya Alasan untuk Selingkuh 'Kan Sayang?. loh kok kaget ya... dan setelah itu aku lebih kaget lagi karena dia beropini bahwa buku itu dan buku2 jenar adalah sampah, picisan, tidak berbobot, dan tidak ada sastranya sama sekali. WOW! aku diminta untuk belajar melihat karya seni tidak hanya dari hati, tapi dari mata... LOH!

aku pusing tujuh keliling secara mendadak. selama ini aku gk pernah melihat seni dari mata... ancur, gak ada seni yg bagus di mata fisik, pasti ada jelek2nya, atau malah gk ada artinya sama sekali, contoh abstrak dan kubisme (bagi pecinta abstrak dan kubisme, no hurt feeling ya, kan gw bebas mengeluarkan pendapat, cuma di bis yg tidak bebas mengeluarkan anggota badan :P) bagi aku, melihat seni adalah melihat dari hati, dari rasa dan dari pikiran. dari situ muncul keindahan, muncul arti dari seni itu.

Jenar itu Jujur, vulgar, jorok, natural, orisinal, cantik, seksi banget, ... itu kata orang loh, dan gk cuma kata dari satu orang...

"Saya menulis hanya hal-hal yang saya tahu. Saya gak mau misalnya supaya saya kelihatan bermutu. Saya menulis masalah politis, science cuman supaya kelihatan wah dia bermutu, berbobot. Saya hanya menulis apa yang saya rasa. Kebetulan saya perempuan, saya menulis tentang perempuan."


itu kata Jenar, dan hati ku meng-iya-kannya. ya emang begitu. bolehlah orang bilang jenar itu nggak bermutu, nggak berbobot dan picisan, tapi mata hati aku melihat keindahan dalam seni menulis dan riak tulisannya yg mengalir deras dari hulu ke hilir kehidupan.

sabarrr.. sabarrr.. kata aku dalam hati saat melakukan diskusi dengan teman yg mengaku teman lama aku itu, tapi saking aku emang bukan orang yang sabar, aku cuma bilang, "maaf ya, saya tetap memandang bahwa tulisan jenar dan ayu dan dee dan fira dan diva2 penulis lain kita itu berbobot, kalo nggak, gk bakal ada fenomena sastra wanita indonesia th 2000an, see u", sambil aku ngeloyor pergi...

sing waras ngalah...

emang yg lo punya apa sih?

day #1
"mbak rere... pinjem korek dong...."

day #2
"mbak rere, sorry ngganggu, punya koran bekas nggak?"

day #5
"mbak rere, boleh pinjem gunting kuku?"

day #7
"bagi sabun cuci piringnya ya..."

day #9
"punya atm BCA gak? cowok aku mo transfer ke atm tapi dia gk punya bca..."

day #10
"pinjem pinset dong mbak rere..."

AAARGGHHHHHHHH!!!!!!!!
&^&%^$#@@$%&^&^%%#$@#@!!!!!

mungkin lebih enak menjadi orang yg dibilang pelit ya dari pada pagi2 diketok hanya untuk minjem sesuatu yg kudunya, ih cewek gitu lo masak gk punya pinset... anak kos gitu lo masak gk punya sabun cuci, lha selama ini dia nyuci gelas pake apa? gk dicuci pake sabun? ihhhhh....

yah namanya hidup di lingkungan sosial, di kos2an yang gk beda jauh ama di perkampungan ya, yg harus saling tolong menolong dan peduli lingkungan. hey... wait a minute... gw juga berasal dari kampung gitu lo... magetan itu sekampung kampungnya kampung... pinjam meminjam, minta tolong dan lain sebagainya itu juga ada dan sering, tapi si pelaku selalu liat2 dulu, siapa dan lagi ngapain orang yg dimintain tolong itu, dan apa yg dijadiin permintaan tolong itu pasti sesuatu yg dah mepet kepepet pet! gak mungkin lah pinjem kolor... lha masak selama ini dia pake kolor cuma sebiji?

ooops... tapi ada juga tuh yg minjem ke gw kolor dan anduk... yaickssss...
sorry cui... no hurt feeling ok?

Mar 13, 2006

Sayang Istri?

saat pacaran, memang saat yang sangat menyenangkan... semua serba indah, semua serba spesial. semua serba untuk dia, semua serba dicari yg terbaik untuk dia, karena baru ada dia, seorang, kecuali kalo ada selingkuhan ya? tapi kali ini selingkuh nggak dibahas.

umumnya nih, cowok selalu begitu, sangat cinta n sayang kepada pacarnya. tapi di beberapa banyak kasus, setelah mereka menikah dan punya anak, apalagi anak sedang lucu-lucunya, perhatian seorang suami banyak terarah ke anak. ya nggak salah sih ya. nggak ada salahnya. tapi di sebagian besarh kasus itu, banyak istri yang, mungkin, hati kecil nya ciut dan merasa... siapa yg sayang sama gw ya?

banyak sih yng tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, karena mereka memang menginginkan hal itu, yaitu suami yg sayang kepada anaknya, daripada sayang ama anak orang? hayo... tapi ada juga yang merasa demikian, perhatian suami sangat tercurah ke anak, sehingga istri nggak terlalu diurus, apalagi jika istrinya memang wanita mandiri dan dianggap bisa ngurus sendiri. tapi namanya istri, tetep aja manusia yg kepengen tetep disayang, di-spesialkan, dicarikan hal2 yang terbaik...

kadang kenapa istri sering marah2? tapi sang suami nggak tau kenapa dia marah? dan jika di tanya, tidak ada jawaban yang jelas dan pasti. dan ujungnya terjadi cekcok yg nggak jelas juntrung masalahnya.

"bini gw bete mulu, padahal gw dah pulang ontime, gaji gw kasih ke dia semua"
"gwnggak tau harus gimana lagi, dah gw tanya baik2, tapi tetep aja dia marah2 nggak jelas gitu..."
"kenapa istri gw dah jarang banget dandan n senyum buat gw ya? hari2 cemberut melulu..."

kadang seorang istri nggak tau harus bilang gimana mengenai masalah ini, karena perhatian suami ke anak itu adalah hal yg wajar dan harus, dan si istri tidak tega (atau nggak tau gmn caranya) untuk bilang ke suami bahwa...

"gw tuh butuh si belai, butuh di kecup, butuh disayang..."
"pulang kantor tuh peluk aku dulu kenapa sih..."
"setiap ada bonus dari kantor, pasti beli mobil racing buat anak, dia sudah lupa kalo aku suka banget koleksi tas..."
"tiap malam dia selalu di kamar anak, dan gw bete nunggu di kamar tidur..."

bersikap sebagai layaknya orang berpacaran itu penting, wanita mana sih yg gk mau disayang? istri mana sih yang nggak mau dibelikan hadiah? anak adalah anak berdua, waktu seorang suami di rumah sebagian tetaplah untuk memperhatikan istri, kalo bukan suami sendiri yg perhatikan istri, lalu siapa?

Mar 9, 2006

pengen ngerasain selingkuh

nggak habis fikir rasanya kalo ada statement seseorang bahwa dia ingin merasakan bagaimana kalo berselingkuh. dan itu dia lakukan beberapa waktu sebelum tanggal pernikahannya. seperti yang dah kita tau, selingkuh membuat rasa penasaran tumbuh, adrenalin deras meluncur di pembuluh darah, dan kalo nggak pernah ngerasain, pasti penasaran seumur2. palagi kalo dah menikah, tidak ada pembenaran tentang perselingkuhan.

mungkin seseorang tadi ingin merasakan itu dimana hukum administratif tidak akan mengenainya. sehingga dia lakukan beberapa saat sebelum dia menikah. dimana komitmen dengancalon suami sudah ada, dan dia menyelingkuhi komitmen itu dengan jalan affair yang terrencana.

setelah perselingkuhan itu terjadi, kemudian menikah, apakah dia akan lega? mungkin iya, karena dia sudah tau bagaimana cheating on his/her couple. sudah tidak penasaran lagi dan (mungkin) tidak ingin lagi berselingkuh, karena sifat manusia, kalo sudah pernah merasakan, ya sudah, gk kepengen lagi, kecuali buat orang yg maniak selingkuh ya.

Mar 4, 2006

single and GEBETable

being a single is not miserable... gk seharusnya bete menjadi seorang single. bagi yang suka bete terhadap ke-single-annya, ingatlah jargon: Single and Gebetable...

have fun dan jalani hidup dengan mencari hal2 yang menyenangkan, baik menyenangkan diri maupun menyenangkan lingkungan. kenalan dengan lawan jenis? is a MUST! tapi janganlah berharap bahwa berkenalan dengan lawan jenis harus selalu berakhir dengan perjodohan, itu adalah hal yang dilarang. ada lawan jenis yg mendekati? anggap semua itu FUN. be happy, dan jangan anggep dia spesial, biasa ajalah... toh nanti kalo emang dia bener2 menyukai dan ingin berkenalan lebih jauh, akan keliatan dengan sendirinya.

menjadi seorang yg gebetable juga sangat mudah. gebetable bukanlah gampangan, tapi membuat orang lain enjoy berada di dekat kita, enjoy dikala kita bersamanya. dengan begitu kita bisa menilai secara lebih dekat apakah dia baik sebenar2nya atau cuma casing belaka...

:P

JAKSA Jazz Festival

di gemuruh java jazz festival 2006 kali ini... diantara temen2 pecinta jazz tapi kere dan ada juga yg nggak kere tapi lagi bokeb (BOKEk aBisss, maksa ye?) yang ngiler akan harga tiket terusan java jazz yg 900rebu saja itu, dan temen-temen yg lebih rela melepas lembaran2 limaribuannya untuk melengkapi koleksi CD jazz bajakannya itu, kita lagi menghayal, lagi ngelamun, gimana kalo selain ada jaksa festival yg dah kondang tiap taun itu, dan mengingat jaksa sebagai salah satu tujuan wisata di jakarta, dan jaksa sebagai salah satu drop point bagi para wisatawan asing, pemda jakarta pusat AKA kecamatan menteng, kelurahan kebonsirih, berbaik hati untuk menggelar JAKSA JAZZ FESTIVAL!

hmm sounds great, isnt it?

Mar 2, 2006

BOYS... stop pretending HERO!

sebagai wanita, aku suka sebel dengan pria yg sok menjadi pahlawan.

contoh kasus:
di dalam busway yang sedang melaju, sederetan bangku yang disediakan sudah penuh oleh laki-laki, wanita, tua muda. dan masuklah seorang cewe, muda, seksi, cantiklah pastinya, dan berdiri bergantung, karena dia nggak mendapatkan tempat duduk kosong di dalam busway itu. dan seorang cowok, gk tau muda atau tua, yg jelas cowok dah, tiba2 berdiri dan mempersilahkan cewe itu duduk. aneh? nggak lah ya, dia kan seperti pada umumnya pria2 cemen di indonesia atau di seantero dunia, berusaha untuk menjadi, setidaknya berusaha menjadi, pahlawan, yg memberikan kenyamanan duduk di kursi busway kepada seorang cewe, ya di cerita kali ini seksi dan cantik lah, sehingga dia berdiri bergelantungan dan cewe itu duduk manisnya di kursi yg diberikan tadi. trus cewe itu ngajak kenalan? OH NO, tentu tidak... belum tentu ding, kecuali kalo cowo tadi ganteng dan harum, hehehe.

apa ekspektasi cowo tadi? dimana perjalanan dia masih jauh, bus baru lepas dari terminal blok m, dan dia menuju ke ujung perjalanan, stasiun kota. baru bbrp menit duduk, dia rela lepaskan comfort zone dia ke seorang cewe, ya jelas muda seksi dan cantik, yg dia nggak kenal dan kemungkinan besar dia juga gk bisa kenal karena tuh cewe turun di bunderan HI dan ditungguin cowonya di F bar. so, man... ngapain sih kudu sedemikian sok menjadi pahlawan? sapa yg mo menilai? Tuhan? Tuhan akan menilai apa yg ada dalam hatimu, apa kamu benar2 tulus untuk nolongin cewe itu? atau bukan karena ingin orang lain melihatmu sebagai seorang gentleman? atau bukan karena dalam hatikecilmu kamu kepengen kenalan ama cewe itu dan kemudian tukar no hp dan kemudian berjanji ketemu lagi esok hari dan berkencan di kemudian? ah...

kasus lain:
seorang cowo yang masih bekerja di kantornya di larut malam, dan akhirnya dia pulang. di dalam lift berpapasan dengan rekan kerjanya, wanita dong jelas, dan dalam kondisi yg kemalaman (iya dong wong ketemu kok) dan cewe itu harus pulang sendiri tidak ada yg jemput. cowo itu menuju parkiran dan akan berkendara, sendirian. ini bukan kasus kalo cowo itu single, tidak punya pasangan. tapi kalo cowo itu sudah punya pasangan? bahkan sudah punya istri, patutkah dia menawarkan diri untuk mengantarkan cewe itu pulang? atau patutkah cowo itu mengiyakan permintaan cewe tadi untuk mengantarkannya pulang karena alasan bahwa sudah malam dan takut sendirian naik taxi?
kalo kamu jadi cowo itu gimana? dilemma? please deh... pasti kepengen ngantar pulang kan?

ah...

gw sering berdiri di busway, sering antri di ATM, sering antri di mcD, dan sering pulang sendirian...