Apr 24, 2006

kartini, kenapa kamu harus menulis?

rusaknya moral bangsa, berkembangnya hal2 yang berbau dan berkonotasi porno, selalu terkait dengan wanita. pernahkah ada yg menyalahkan, mengapa pria bertelanjang dada saat mencuci mobil? mengapa pria boleh bertelanjang dada saat mengganti ban mobil di pinggir jalan? mengapa pria boleh pake celana renang saja di pantai? mengapa pria boleh mengenakan celana jins yg sangat ketat dan rendah pinggangnya sampe di bawah pinggul sehingga terlihat bulu di perut bawahnya? mengapa pria boleh memakai baju ketat dan terterawang jelas putingnya?

jangan dikira wanita tidak bisa horny melihat pria yang bertelanjang dada, hanya memakai celana dalam, memakai jins ketat dan rendah sampai ke bawah pinggang? jangan salahkan juga kalo ada wanita yang horny jika melihat pria dandy yang tampil memakai baju lengkap tapi kancing kemejanya sengaja di lepas dua, apalagi melihat pria bercelana ketat yang terlihat menonjol alat vitalnya?

moral, apakah itu? siapa yang bertangung jawab? apakah payudara wanita walo tertutup dan memakai beha? apakah betis dan paha wanita disaat dia memakai rok dengan belahan tinggi? apakah wanita memakai baju tertutup tapi lekuk bokong dan dada nya tetap ada walau sedikit?

namanya pria, ada karung goni yg bertuliskan: berisi wanita telanjang, dada montok, kulit mulus, dan masih hidup, pasti dia akan horny dan berpikir kemana2, bahkan bisa langsung masturbasi!

keerotisan, kesensualan, itu adalah karunia tuhan. otak, pikiran dan hati, juga ciptaan tuhan. dilarang? sama aja dengan melarang masturbasi, melarang hubungan seks, melarang berkhayal... opo tumon?

Apr 12, 2006

BERBAGI SUAMI, the movie


satu lagi film indonesia yang patut diacungi jempol setelah arisan dan mengejar matahari. ditengah polemik poligami yang tidak ada ujungnya jika didiskusikan kecuali kata adil dan mampu untuk menafkahi. film berbagi suami merupakan potret dari kehidupan rumahtangga di indonesia yang tak dipungkiri banyak terjadi di lingkungan kita.

mengapa seorang lelaki berani menikah lagi tanpa ijin ataupun pemberitahuan ke istri yang sudah ada? hanya karena supaya mudah dan tidak menimbulkan masalah? apakah tidak dia sadari bahwa masalah itu akan tetap akan muncul suatu saat nanti? tapi ketidak sadar-an itu timbul karena ada keinginan dan maksut yang mungkin di awal dicarikan pembenaran dari sisi menolong (wanita) yang lemah, membantu (wanita) yg susah...

disisi lain, ada seorang suami yang menerapkan open source, transparansi dalam kehidupan poligaminya. dan semua istri-istrinya menerima dan membuktikan bahwa dia adalah suami yang adil dan mampu. disini adil dan mampu bukanlah parameter umum, tapi parameter dari pribadi2 sang istri-istri tadi, yang rela berbagi pekerjaan, yang rela berbagi jatah "kelonan" dengan mas-e, dan sangat mengerti dengan istri baru yang baru datang... suatu kondisi yang kontras.

tetap saja, poligami lebih banyak ke arah sembunyi2, karena sungguh sulit untuk menemukan wanita yg rela dan ikhlas berbagi, dan tidak terlalu tinggi parameter adil dan mampu-nya.

cinta dan bercinta (lanjutan dari "mencintai tanpa bercinta")

cinta dan bercinta memang dua hal yang berbeda, baik makna maupun konteksnya. makna bercinta bukan merupakan penurunan makna luhur cinta itu sendiri, karena bercinta merupakan sebuah kata baru dari bentukan kata dasar "cinta".

apakah benar bercinta merupakan pengejawantahan dari rasa sayang, perhatian dan kemudian tumbuh menjadi cinta? apakah benar bercinta bisa dibenarkan dengan adanya rasa cinta yang sudah tumbuh diantara keduanya? apakah benar dengan rasa cinta, semua naluri dan hasrat dapat dilakukan dengan sewajarnya?

cinta disini tidak dalam konteks harus sudah berumahtangga atau belum. yang menjadikan perhatian disini adalah keinginan untuk bercinta berdasarkan rasa sayang dan cinta tadi, apakah itu merupakan sebuah pembenaran dan suatu kesengajaan untuk meluhurkan aktivitas bercinta tadi.

beranikah anda berselingkuh?

selingkuh kadang menjadi pilihan yang sulit, walau sebenarnya menyenangkan. selingkuh menjadi menyenangkan jika semua resiko tidak dipikirkan, jika semua resiko dianggap tidak ada.

menjadi sebuah pilihan yang sulit dan berat jika resiko2 yang ada dijadikan sebuah poin yang harus dipikirkan dan di prediksikan terjadinya. segala hal yang indah2 akan sirna karena membayangkan resiko yang akan terjadi.

walau di sebagian orang, resiko tadilah yg memacu adrenalin dan membuat orang penasaran ingin berselingkuh. beranikah anda berselingkuh? dihadapi pertanyaan ini mungkin orang akan kembali berfikir akan resiko2 yang mungkin terjadi. karena selingkuh itu terjadi tanpa adanya prosedur menjawab pertanyaan tadi, selingkuh itu mengalir dan terjadi begitu saja, enak sih, kata sebagian orang.

namun dikala orang dihadapkan pada kemungkinan terburuk dari selingkuh yang antara lain adalah hancurnya mahligai rumah tangga yang sudah dijaga dengan segala upaya walau selingkuh tetap dilakukan, mungkin orang akan berfikir beberapa kali untuk berselingkuh, malah mungkin bisa mengurungkan niat untukberselingkuh.

tapi itu tak mudah, godaan kepuasan saat berselingkuh sangat besar, dan membuat lupa memikirkan resiko yang mungkin terjadi...