Oct 25, 2007

sekali lagi, Orang Indonesia? CAPE DEEEEEE!

geliat iklan di Indonesia akhir-akhir ini mulai terasa panasnya. iklan2 baik yang ada di media televisi, cetak maupun billboard makin menarik dan makin asik aja untuk dinikmati. lama-lama iklan adalah komoditas mata dan pikiran sehingga pantas masyarakat senang untuk menikmati iklan. hal ini telah mengubah image iklan yang dulu nyebelin, sekarang menjadi makin ditunggu atau menjadi bahan pembicaraan asik di kala nongkrong-nongkrong.

dulu mana ada yang mau liat iklan di televisi, sekarang iklan kadang ditunggu apalagi iklan bersambung bercerita. iklan yang ada ceritanya, lucu dan ada sambungannya di periode berikutnya. duku saat iklan di televisi, orang akan mengganti channel, sekarang mungkin jarang, karena iklan makin menarik dan menyenangkan untuk dinikmati walaupun berkali2 (contoh iklan yang nggak ngebosenin adalah iklan anak bawel yg nungguin mamanya bikin kue, iklan selama bulan ramadhan) sampe bikin terharu dan menitikkan air mata.

walaupun tetep ada iklan yg nyebelin dan membuat masyarakat "merasa dibohongi" yang kebanyakan dilakukan oleh operator telekomunikasi.

saat ini ada iklan menarik yg lagi dibahas, yaitu iklan billboard amild dengan seri: siang dipendam, malam balas dendam. yang berkaitan dengan bulan puasa, walaupun disitu nggak disebutkan mengenai puasa. tidak ada kata2 selamat menunaikan ibadah puasa, tidak ada kata2 bulan ramadhan.

tapi anehnya ada sebagian umat muslim yang berpuasa tersinggung mengenai hal itu. nah kan? aneh kan? ribet amat pikiran orang-orang indonesia ini.

lihatlah sekelilingmu, di bulan puasa ini, berapa persen dari orang yg berpuasa sih yg balas dendam di malam hari karena siangnya menahan makan minum dan rokok? please deh, biasa aja kaleee, itu terjadi man, setidaknya di indonesia. sudah layak itu terjadi, toh sebagian dari kita saat melihat iklan itu pasti mikir: iya ya, kenapa sebagian dari kita masih begitu?

bukannya malah ada yang tersinggung merasa terhina, aduh kok dalem amat ya perasannya, padahal ya iklan itu nggak nyebutin tentang puasa, dia nggak nyalahin peraturan apa-apa dong. apaan sih, gitu aja kok repot.

jika dipandang dari sudut yg lebih luas ya mikirnya pasti bahwa iklan itu adalah iklan himbauan supaya jangan balas dendam di malam hari kalo siang hari kita sudah berbuat baik untuk menahan hawa nafsu. gitu dong cara berfikirnya, nggak kayak anak tk yg dijitak nangis, nggak mikir dulu kenapa dia dijitak, alasan apa dia dijitak.

memang orang indonesia ini banyak yang masih bermental tk, atau play group? padahal anak2 playgroup sekarang dah pinter2 saking banyak gizinya...

prettttt....

Oct 24, 2007

Vote for MAIA

cape deh kalo ngikutin berita infotainment artis-artis kita. hampir semua masalahnya standar banget dan memang begitu yang terjadi di sekitar kita. kebetulan aja mereka artis, jadi kelihatan heboh. padahal tetangga tiga rumah disebelah kita punya masalah yang lebih heboh dan rumitnya, biasa aja, dan memang jadi bahan gosip ibu-ibu arisan di kampung dan mbak2 pembantu2 yang tiap sore ngumpul di depan rumah.

kebetulan aja yang punya masalah rumah tangga itu saipul jamil dan dewi persik. kebetulan aja yang rebutan anak itu tamara dan rafly. kebetulan aja yang pengen cerai itu maia dan dani.

cuma kali ini aku tergelitik untuk ngomongin tentang maia dan dani. boleh dong, ini kan blog gw.. week :P

ngomong-ngomong tentang maia, aku lebih condong berpihak ke maia, mungkin berkaitan karena aku perempuan dan juga seorang ibu, dan juga kurang lebihnya pernah merasakan penderitaan yang sama (amit-amit jabang baby, jangan sampe ke jadian lagi deh). kenapa selama ini maia bertahan? karena dia family oriented, sayang anak (ya iyalah anak2nya lutu2 dan ganteng2, nyenengin hati). kenapa baru sekarang maia minta cerai? ya iyalah sudah mendapat tekanan kanan kiri depan belakang atas bawah. digunting dalam lipatan, disikut teman seiring, menjadi musuh dalam selimut dan lain-lainnya. jelaslah mana ada manusia yang tahan kecuali teh ninih ya hehehehe...

mana ada perempuan yang tahan dikunci dari dalam rumah, gak boleh masuk, barang2 dikerdusin, secara si perempuan punya duit, ya santai aja lah, beli rumah aja lagi, kontrak aja lagi, kos aja lagi... (makanya wahai para perempuan, PUNYA DUIT LAH KALIAN, supaya jika terjadi seperti ini kalian bisa SURVIVE!!!) jadi wajar aja dong si maia beli rumah lagi. eh kok itu dibilang dosa ya? laki-laki memang mahluk yang aneh.

anak-anak sehat, pinter dan bisa sekolah dan hidup dengan baik, dibilang tidak diurusin, tidak bertanggung jawab. kecuali kalo anak maia (dan anak gw juga) belekan, ingusan, sakit2an, oon di sekolah, korengan, bolehlah dianggep nggak ngurusi anak. lha ini, anak-anak sehat, sayang orang tua, rajin sekolah n kerjain pr. emang dikira ngurus anak itu harus ngekepin tuh anak selama 24 jam penuh? eh MAN, ini jaman milenium ya, semua sudah beda dibanding ama jaman kuda gigit besi dulu dimana kasih sayang ibu ke anak harus disimbolkan dengan netekin tuh anak dan ngekepin trus nggembolin tuh anak kemanapun ibu pergi. sekarang dah ada pembokat, baby sitter, ada telepon, ada kulkas ada duit segala macem yang memudahkan kerja ibu-ibu (yang berduit) untuk me-manage antara kerjaan-bisnis-dan ngurus anak. so kenapa salah satu dosa maia adalah nggak ngurusin anak-anaknya? padahal anak-anaknya kepengen banget ketemu mamanya... ah sudahlah sekali lagi laki-laki emang sesosok mahluk yang aneh...

friksi antara menantu perempuan dan ibu mertua? ya ampun ya, namanya rumah tangga itu ya antara suami dan istri, bukan antara mertua laki/perempuan ke menantu, itu di luar konteks. lo berumah tangga, scope elo ya antara elo dan laki/bini lo, THATS ALL! mo ibu lo komentar apa, mo mertua lo komentar apa, go to hell lah, di luar scope. kenapa seorang istri berdosa karena segala sesuatu antara dia dan mertua perempuan? liat dulu dong, ini masalah intern rumah tangga, liat dulu dong, kenapa mertua dia berlaku seperti itu, dikaji dong...

hak pengasuhan anak? ya ampyun, dimana-mana laki-laki memang mahluk yang aneh, sekalinya ada masalah dia selalu berusaha sekuat uratnya supaya anaknya ikut dia. padahal sapa sih yang ngegembol selama sembilan bulan? siapa yang ngelahirin? siapa yang netekin? laki-laki kadang merasa sudah menjadi superman dalam segala hal termasuk mengasuh anak. ujung-ujungnya ibunya juga yang ngurus anaknya (lihat tuh rafly) semua hanya pride dan ego yang mereka perjuangkan. aku jadi salut dengan titi dj, wulan guritno dan wanita2 lain yang perkasa bisa merebut hak asuh anaknya yang seharusnya masih jadi hak seorang ibu untuk mengasuhnya. lihat tuh dani, sampe sekarang dia masih netek ama ibunya, dan bapaknya yang sakit2an itu nggak diurus bahkan dibuang. dia nggak tau rasanya suatu hari nanti dimusuhin anak kandungnya, Tuhan Maha Adil.

Budaya Parcel di Indonesia

betul seperti tulisan bu megawati sukarnoputri di koran kompas beberapa waktu yang lalu. budaya beri-memberi, budaya kirim-mengirim makanan/bingkisan, memang sudah menjadi budaya indonesia sejak jaman dulu. budaya tukar makanan di hari raya sudah menjadi tradisi bangsa ini. sebenarnya nggak ada bedanya dengan pemberian parcel pada hari raya. karena mengirim rantang berisi makanan di hari raya ke tetangga2 bukan hanya untuk fakir miskin saja, tapi juga ke sesama bahkan ke pihak yg kaya juga di sekitar kampung. biasa aja kaleee...

jadi inget waktu aku masih sd di magetan. di magetan waktu itu ada tradisi setiap munggahan bulan ramadhan tiap-tiap rumah (saling) mengirimkan makanan ke tetangga2. bahkan ke tetangga yang lebih kaya pula. sudah biasa. namanya juga merayakan lebaran dan kiriman rantang/makanan itu sebagai wujud tanda kita untuk merayakan hari raya itu. tendensi untuk mendapatkan sesuatu setelah memberikan rantang/bingkisan makanan? jelas ada dong..., salah satunya adalah gengsi, dan males jadi bahan omongan kalo nggak ikut tradisi itu. kusus untuk aku sebagai yang disuruh mama untuk mengirimkan makanan ke tetangga, jelas aku mengharapkan angpau dari para tetangga yang aku kirimi makanan itu... huhui... bisa buat beli mainan... namanya juga anak kecil.

oh iya, tradisi kirim mengirim makanan di hari raya (idul fitri) itu namanya ater-ater (nganterin makanan ke tetangga-tetangga) dimana setiap rumah akan menyiapkan makanan lengkap (bisa di dalam kotak, besek maupun plastik) dan diberikan ke seantero kampung. tidak ada yang gengsi walo dia cuma rumah sederhana yang mengirimkan nasi secentong, sesuwir ayam, sejumput sambel goreng ati dan beberapa iris timun plus kerupuk. itu sudah menjadi kebanggaan rumah tersebut. bagi aku yang masih sd waktu itu, sangat senang pada saat kiriman tetangga yang kaya nyampe ke rumahku. dilihat dari kemasannya saja sudah beda. gede dan box nya berkesan mahal. hmm pasti enak deh isinya. dan benarlah apa yang aku bayangkan itu. nasi kuning, kering tempe, telor (utuh), dada ayam (utuh), dan asesorisnya. plus krupuk dan yg lebih menyenangkan aku sebagai anak-anak adalah, ada kue-kuenya!!! yummy...

yah begitulah bedanya kiriman orang kaya dan tidak kaya, tapi semua pede, semua menerima, walo si rumah orang kaya itu setelah menerima ater-ater dari rumah sederhana itu entah dikasih ke siapa, mungkin pembantunya, tapi semua diterima, nggak ada yang mubazir!

sejak kapan ada aturan kirim parcel itu harus dari si kaya ke si miskin? kalo mau sedekah ya sedekah aja jangan menunggu hari raya. jaman dulu, jaman kerajaan ada istilah upeti dimana diberikan dari rakyat ke pemimpin/raja sebagai persembahan. siapa yang lebih kaya? ya jelas raja lah. jika ada utusan datang dari negara lain, memberikan cinderamata (inget jaman bu tin dan pak harto kan?, sampe2 bu tin bikin musium untuk memajang cinderamata dari seluruh negara sahabat yang berkunjung dan dikunjungi). dikiranya cinderamata itu hanya seharga 250 ribu rupiah? ya nggak la yaw. harganya bisa ratusan juta rupiah bahkan miliar an. mubazir? ngak juga. harusnya disedekahkan? ini beda konteks. sekali lagi, kalo mo sedekah, ya kangsung aja sedekah, kalo mau kasih hadiah, beda lagi, ya kasih aja, tanpa melihat apakah orang yang kita kasih itu lebih kaya atau lebih miskin...

sekali lagi, budaya kita memang sudah mendarah daging, memberikan sesuatu ke orang lain sebagai cindera mata, hadiah, dan ungkapan ucapan selamat. kadang-kadang kita mo namu ke tetangga aja sampe bingung mo bawa oleh-oleh apa. tuh kan ada lagi pemberian yang, biasa aja gitu loh.

kenapa semua ini harus diatur-atur? apa salahnya kalo kita ngasih jaguar ke si A, karena kita mampu, beli jaguar selayaknya beli motor, so what gitu loh. dan lagi beebrapa waktu yang lalu ada berita bahwa miliarder di indonesia bertambah banyak sekian persen. emang dikira mereka gk kepengen bagi2 parcel? bagi mereka parcel seharga 1 M itu cincay lah, wong kekayaan mereka trilyunan.

please deh!

Oct 11, 2007

Mohon Maaf Lahir dan Batin 1428 H

segala ungkapan di catetan ini adalah murni buah pikiran dan endapan hati...
seandainya ada yang kurang dan tidak pas, harap dimaklumkan karena ini adalah cetusan nurani karunia ilahi...

selamat lebarannnn...

Oct 9, 2007

dikala keluar duit menjadi sebuah kewajiban

pernah nggak kamu merasakan bahwa biasanya kamu memberi sesuatu atau seseorang (tepatnya) uang atau sesuatu yang lain dengan sukarela, tapi sering karena berdasarkan rasa setiakawan atau kasihan, tapi suatu ketika menjadi sebuah kewajiban karena menjadi sebuah tagihan dari sesuatu/seseorang tersebut? tanpa kamu sadari kebiasaan (baik) mu itu menjadi sebuah sesuatu beban yang membuat adanya "tagihan" dari sesuatu atau seseorang tersebut? dan menajdi sesuatu yang aneh jika suatu ketika kamu menghentikan kebiasaan memberi tersebut?

alkisah seorang kokom, asisten cuci pakaian ku yang sudah hampir 3 tahun menjadi asisten ku. sebenernya dia nggak bagus2 amat nyucinya, beberapa kali kelunturan, beberapa kali bajuku ancur, dan beberapa kali celana ku ilang (eshol!) tapi karena makin lama dia makin meningkat kompetensinya dan kebaikannya bertambah antara lain dengan memasangkan kancing baju yang sudah longgar, menjahit baju/celana ku yang robek dan memasakkan opor/pempek yg enak, akhirnya aku perpanjang kontrak dengan dia sampai sekarang walau aku dah di apartemen yang jauh dari rumah kokom di jalan jaksa.

dari referensi di atas aku anggap kokom sudah menjadi saudaraku, karena aku kasian ama dia walau dia sangat konsumtip, suka judi (kata ibu kos neh) dan rajin kasbon (duh gusti paringono sabar), aku tetap kasih kerjaan cucian ke dia.

dan karena dia aku anggap sebagai saudara, kadang2 aku traktir dia pecel lele jalan jaksa, senang sekali dia makan pecel lele atau pecel ayam yang nominalnya 7000 an (sebelum kenaikan sembako awal ramadan 2007 ya). dan kadang kala aku kasih uang buat beli es sebesar goceng. apalah arti goceng bagi gw, alhamdulilah, tapi sangat berarti bagi kokom karena bisa buat beli es atau bakso, cukup seneng kalo liat dia nyengir nerima duit goceng itu.

tapi pada suatu masa, kokom minta uang goceng itu.
aku kaget, kok minta sih? biasanya aku yg berinisiatip ngasih, bukan kewajiban.
tapi sekarang kokom minta, malah mintanya rada maksa. wah dipalak neh gw!
sampe suatu ketika akhirnya aku bentak dia!
sebenarnya bagiku gak ada artinya uang goceng itu, sekali lagi alhamdulilah.
tapi jika goceng itu makin hari menjadi kewajiban... OMIGOD!
i cant stand it anymore...

dan ternyata di duniaku, banyak sekali spesies kokom... kenapa aku dilingkupi oleh kokom-kokom itu? bagaikan zombie...
apa aku kurang sedekah?
iya kali ya...

Oct 5, 2007

Parcel oh Parcel




Menurut anda parcel lebaran itu apa sih? suap? biar report diterima bos tanpa komplen? biar menang tender? biar lancar birokrasi? macam-macam lah interpretasi orang-orang mengenai parsel ini. cuma gara2 banyak petinggi2 yang menerima ratusan parsel dan mubazir sehingga ada larangan nerima parsel. please deh. gara-gara ada oknum petinggi yang memanfaatkan event lebaran ini untuk menerima parsel berupa mobil mewah atau dana sekian rupiah, membuat cara bersilaturahmi dan mengungkapkan season greetings dengan cara ini menjadi "haram".

Padahal ambilah contoh perusahaan2 yang memang menganggarkan cara greeting ini untuk para client maupun partner bisnis nya. karena ungkapan ucapan selamat ini bisa jadi merupakan gengsi dari perusahaan tersebut, dan cara memberikan ucapan yang lebih polite, sama seperti karangan bunga untuk anniversary, ultah, maupun orang sakit dan meninggal. sama2 dibeli pake uang dan sama2 diberikan untuk mengungkapkan perasaan kita.

nah sekarang memberikan parsel itu dilarang, pake ada ancaman dilaporkan ke kpk segala. hebat banget kpk kalo sampe ngurusin kirim2an parcel lebaran/hari raya laen. padahal masalah korupsi yang jauh lebih gede sebejibun.

dan saat ini banyak penolakan-penolakan terhadan pemberian parsel. ini menjadi sesuatu yang disayangkan bagi mitra kerja. apalagi yang memang sudah menganggarkan untuk pengiriman parsel ini. akhirnya mereka mengubah dari parsel ke acara dinner. nah kan sama aja? sama-sama ngeluarin duit, sama-sama untuk mengungkapkan ucapan.

u nerima parcel. u nerima ajakan makan malam, apakah ada bedanya? ternyata di indonesia keduanya berbeda.

halah...

Oct 4, 2007

five meeting offenses


  • pernah kah anda bete karena peserta meeting yg bawel dan kebanyakan komentar tanpa ditanya?
  • pernahkah anda bete karena peserta meeting yang bikin meeting inside of meeting? (ngobrol sendiri masih ttg hal-hal yg dibicarakan di meeting tapi cuma dengan peserta meeting sebelahnya aja)
  • pernahkah anda bete karena peserta meeting yg sering mengulang kata-kata pemimpin meeting yg sedang memberikan arahan? (efek echo... cho... cho... pret!)

saya pernah, sering malah!!
akhirnya dapet juga artikel yg melegakan, I'm not alone in this crowded world!!!


diambil dari blogs.techrepublic.com.com
Here are five meeting offenses that can not only drive your co-workers crazy, but that can also damage your reputation within the workplace.

  1. Show up late - Occasionally there is an emergency that crops up that forces you to go into a meeting a few minutes late. But usually the culprit is poor time management. Consistently arriving late implies to your manager and your co-worker that you are either extremely disorganized or don’t really respect the rules that everyone else follows.
  2. Bring your cell phone. Again, there could be special circumstances that would require having a cell phone in a meeting, such as a call from a doctor or your child’s school. But if your cell goes off at every meeting and it’s just your spouse needing to know if you’ll pick up some pudding pops after work, shame on you. This behavior shows a lack of respect as well as a lack of commitment to your job.
  3. Have a side conversation. Nothing rankles a meeting leader more than two people having a whispered conversation separate from the topic at hand.
  4. Don’t focus - Believe it or not, I’ve been in meetings when attendees have leafed through clothing catalogs or balanced their checkbook while the leader is talking. Trying to multi-task in a somewhat dull meeting might be tempting, but it’s very rude. And don’t think people don’t notice.
  5. Talk just to hear yourself speak - It may be your way of raising your office profile, but hogging much of the meeting spotlight with philosophical ramblings will not do it. Be brief and succinct. Meetings are for communication; they are not your personal stage.

Oct 3, 2007

Gosip atau Berita?

macam-macam saja interpretasi orang-orang (yg berpuasa) mengenai gosip. lagi puasa jangan bergosip. salahkah? nggak hanya selama puasa, namanya bergosip (dalam hal ini bergunjing) adalah perbuatan tercela, ya gak seeehhh. tapi bagi penganut prinsip itu (segala gosip/infotainmet baik yg merupakan news, maupun "kata orang" yg artinya gak ada sumber jelas yg ngomong) seharusnya ya sepanjang hidup dia nggak perlu lah ngurusi urusan orang lain, ngikutin perkembangan berita orang yang bukan urusannya, ya gak seh!

case 1:

"kabarnya istri syahrul gunawan sudah dalam keadaan hamil saat menikah, buktinya baru menginjak umur pernikahan yg ke 7 bulan, anaknya dah lahir tuuuhh"

case 2:

"syahrul gunawan dalam sebuah wawancara: iya betul bahwa kami sudah menikah siri sebelum kami menikah resmi di bulan desember 06"

mana yang gosip? mana yang berita? bagi gw sih 2 2 nya sama aja berita, sama aja dengan mendengar bahwa irawady junus menerima uang sebesar ratusan juta dan puluhan ribu dolar di suatu tempat tertentu.

kalo case 1 itu gosip dan case 2 itu berita, artinya kasus irawady junus itu gosip dong, secara yg ngomong bukan irawady junus, tapi reporter nya.

bagi aku apapun gosip berita dan lain sebagainya aku anggap itu news. dari kecil aku disuruh papa rajin baca koran yang nota bene penuh dengan cerita "katanya", walo tetep banyak juga yang bukan "katanya" artinya si nara sumber berbicara disitu. tapi yang model "katanya" banyak juga kok, contoh uji coba nuklir rusia... katanya amerika tuuuh...

makanya to, gak usah saklek-saklek. infotainment memang heboh dan memakan rating besar palagi dikalangan ibu2 (bapak2 juga sering liat kok palagi kalo ada berita artis cantik :P), anggep aja itu berita. kenapa hal yang heboh dan menjaring banyak perhatian orang selalu dicari jelek-jeleknya?

lebih baik mana membahas hikmah pentingnya walimahan di kasus syahrul gunawan dibanding ngebahas siapa kira2 calon direktur baru di kantor kita?

please deeeeeh...