untung KTP jakarta ku belom jadi, sehingga tidak perlu merasa bersalah untuk tidak ikut pilkada tahun ini
melihat kondisi iklim pilkada dengan kampanye mulai dari kampanye terselubung, kampanye hitam, kampanye gelap, pencurian start, sampe saling menjelekkan dan menyalahkan, bagi warga kecil DKI mungkin gk ngaruh kali ya, bedanya cuma mereka rebutan kaos ama duit noban - goban, kesenangan sesaat, dan keesokan kembali mengais rupiah demi hidup.
bagi warga DKI kelas lebih tinggi dari warga kecil tadi, kampanye pilkada merupakan ajang hiburan, ajang pelampiasan emosi, ajang pesta demokrasi, kayaknya bebas ngomong apa aja tentang cagub lawan, ajang mencari-cari kejelekan cagub lawan, ajang mencaci dan menyalahkan cagub lawan, kapan lagi? selain itu juga menjadi ajang arak-arakan gratis dengan seenaknya mencet klakson dan gas.
bagi warga DKI kelas menengah dan rada ke atas, melihat kampanye mungkin ketawa-ketawa saja, dan sebagian misuh-misuh saat terjebak macet di titik lokasi kampanye seorang kontestan. kampanye pilkada kali ini bisa menjadi hiburan buat mereka, melihat dua pihak yang saling menjelek-jelekkan mulai dari fisik, atribut, masalalu, hingga visi misi. dan juga hiburan untuk melihat orang2 narsis yang sangat percaya diri dapat membuat Jakarta lebih baik dalam tempo sesingkat-singkatnya... BLAH!
bagi warga DKI kelas atas, kampanye pilkada kali ini menjadi sesuatu yang annoying, membuat jalanan macet, lobby dengan pemerintah dki rada2 lambat, dan beberapa tender menunggu hasil pilkada. susyah ya... he he he
No comments:
Post a Comment