Kadang kita terbelenggu akan norma dan adat istiadat dimana mulut kita terasa terkunci untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya ada di benak kita. Entah karena segan, entah karena takut, atau entah karena malu. Tapi apa yang ada dibenak kita itulah yang selalu terngiang pada saat kita bertemu seseorang yang kita hormat, dekat atau cinta.
Perasaan segan karena tidak pantas jika kita mengatakan keburukan orang lain, karena kita pernah berhutang budi. Atau kita segan mengatakan tentang kenyataan yang buruk dari diri sahabat kita karena kita segan dengan dia, dan orang lainpun segan dengan dia, kita takut orang lain berpersepsi berbeda terhadap kita karena kita berpersepsi buruk terhadap sang sahabat tersebut.
Untuk menyatakan sebuah kenyataan yang buruk tentang seseorang kadang kita merasa takut jika orang itu marah dan menjauhi kita. Itu adalah salah satu notma yang dianut oleh lingkungan kita, bahkan di sebagian besar lingkungan manusia. Hal ini dipicu akan sifat manusia yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya penuh kekurangan. Banyak manusia yang merasa bahwa dirinya sudah perfect dan sudah sangat berusaha menghindari hal-hal buruk, minimal di kacamata norma kehidupan masyarakat.
Apakah sepasang sahabat hanya membahas hal-hal baik antara keduanya? Membahas hal-hal baik memang memberikan energi positif yang membangun. Namun kadangkala kita tergelincir ke hal yang terlalu menggali kebaikan seseorang.
Baik terhadap sahabat adalah hal yang lumrah, bahkan harus. Jadi what’s the big deal? Membahas kebaikan antara teman atau sahabat adalah sebuah hal yang lumrah dan harus. Tidak hanya kepada sahabat, kepada seluruh umat manusia seharusnya, bahkan kepada musuh. Namun keburukan yang ada pada diri sahabat kita seharusnya tidaklah dapat membuat kita tenang berada di dekat dia. Karena seharusnya keburukan itu menjadi ganjalan kita untuk berada dekat pada sahabat itu.
Menjadi munafik itu berat pada awalnya namun akan terbiasa setelahnya. Sehingga jika kita terbiasa untuk berkata dan mengingatkan keburukan yang ada pada sahabat kita menjadikan kita terhindar dari banyak hal, pertama adalah terhindar dari kemunafikan, kedua akan membuat persahabatan menjadi sebuah hubungan yang pure tanpa basa-basi yang berujung kepada membanding-bandingkan seorang dengan seorang yang lain.
Betul Mbak,
ReplyDeletemungkin caranya memberitahu keburukan sahabat kitalah yang perlu kita pelajari.Disesuaikan dengan karakter sahabat kita itu,ada yang bisa langsung, ada yang secara tidak langsung.
Bahkan, ada pepatah, "hargailah musuhmu, karena dialah yang akan menunjukkan keburukanmu dan kelemahanmu".
Cuma bedanya kawan dan musuh, adalah : " kalau kawan memberi tahu keburukan kita untuk perbaikan, sedangkan musuh menggunakan kelemahan kita untuk mematikan kita".
mbak Rere.. gw temen lama di AllNet.. masih inget dengan iwan_neh kan....
ReplyDeletekangen surti dan samin lagi neh mbak... kapan dilanjutinnya
Rere..
ReplyDeleteini iwan_neh
lanjutin lagi dong cerita surti dan saminnya
kangen masa2 lalu neh baca sekuelnya surti dan samin.. heheheh
Rere..
ReplyDeleteini iwan_neh
lanjutin lagi dong cerita surti dan saminnya
kangen masa2 lalu neh baca sekuelnya surti dan samin.. heheheh