sempet kecewa aku setelah beberapa menit nonton film indonesia ini. pada awalnya, saat aku mendengar trailler dan iklan mengenai film banyu biru, ada sedikit harapan bahwa ada film indonesia yg layak tonton bagi manusia seumur aku. gak melulu cinta2an sma, atau cinta2an lain seperti film AADC, eifel im in lobe, atau 30 hari mencari cinta, yg ... duh nggak gw banget deh filmnya. bukan segmen aku.
pada awalnya aku liat film banyu biru ini ada tora sudiro yg menang ffi, dan dian sastro yg menang juga, ada didi petet, slamet raharjo dan butet. pasti top dah ni film. tapi... cukup dangkal hanya untuk menceritakan masalah yg gk jelas yg terjadi antara si banyu (tora sudiro) dan ayahnya (slamet raharjo). sampe akhir cerita yg aku tau bahwa banyu dan ayahnya emang gk bagus komunikasinya sehingga terjadi miss interpretasi body language. thats all. ketambahan bumbu2 tetangga cantik nya banyu yaitu dian sastro, duh kasian deh dian, cuma sebagai tempelan film, hehe, masih mending si ladya cheryl (sorry kalo salah nama) yg dalam hati aku mbatin, ini pasti si biru yg meninggal waktu dia kecil yg muncul di pikiran banyu saat dewasa dan ingin ketemu bokapnya.
thats all, once again thats all. adanya oscar lawalata dengan ke banci annya yg cuma menjadi tools untuk akselerasi ketemunya si banyu dengan bapaknya.
trus masalahe opo to? apa aku yg terlalu bodoh untuk memahami film banyu biru ini? apa aku yg terlalu bodoh yg sudah nonton film silence of the lamb plus prekuel dan sekuelnya? terlalu bodoh dan sudah nonton pul fiction serta killbill vol 1 serta 2?
No comments:
Post a Comment