Samin memegang telepon itu dengan kedua tangannya, dieratkannya ke telinganya, berharap dia menjadi dekat dengan surti, saat itu juga.
suara surti, sungguh dekat, masih ada cinta, masih ada sayang, di suaranya. kita jauh ti, jauh. jarak maupun hati. masihkah dapat aku meraihmu?
"mas samin?"
"ti... hhhhh... surti... maafkan aku..."
"bagaimana keadaan mas? oh... sudah lama sekali..."
"aku dikasih mbak tien, nomer hp mu"
cinta itu masih ada mas... tapi tak bisa lagi aku berikan...
"aku akan menemuimu ti"
"aku tak bisa mas"
"aku ingin"
"aku juga... tapi tak bisa"
"kamu mencintainya?"
"dia suamiku mas"
"tapi kamu tak mencintainya ti"
"aku tak bisa mas"
to be continued
No comments:
Post a Comment