seluruh sudut EX dan plaza indonesia siang itu sepi, ada sih pengunjung dan yg ingin makan siang disitu, tapi nggak seramai biasanya. biasanya chopstix plaza indonesia jam 11.30 sudah mulai penuh dan jam 12 siang sudah antri. nha ini jam 12.15 masih ada bangku kosong, aneh kan?
starbucks EX yang biasanya penuh dengan tamu, ngobrol becanda sambil merokok, ini cuma 50% dari mejanya yang terisi, dan berisi bapak2 yg ngobrol rapi kayak meeting gitu. lorong junction antara plaza indonesia dan EX yang dulu tempat nongkrong, sekarang lengang, meja2 kosong dengan tanda dilarang merokok di atasnya. sepi.
secret recipe dan spice garden, tempat makan siang yg paling asyik karena banyak menu lokal seperti gado2, pecel, lontong, soto dll, dan ada ruangan khusus non smoking, kali ini sepi dan sangat mudah mencari meja kosong, karena hampir setiap sudut ada meja kosong.
"dilarang merokok mas!"
"di area ini ada tempat untuk merokok nggak?"
"sepertinya semua kafe dan restoran disini ada larangan untuk merokok mas"
gile ya, di singapura aja nggak gini2 amat. cofee bean aja ada smoking area, malah luas banget karena diteras nya.
di ambasador, tempat dimana para karyawan dan karyawati kantor sekitar makan siang. tetep cuek aja pengunjung merokok setelah makan di foodcourt, walo larangan itu terpampang dengan jelas nya di pintu masuk mal ambasador.
kenapa nggak begini, larangan itu diberlakukan jika sudah ada sosialisasi ruangan/lokasi kusus untuk merokok. atau begini, larangan itu diberlakukan untuk lokasi2 dimana ada rambu dilarang merokok. kalau satu building tidak ada lokasi untuk merokok, apakah orang2 sudirman harus pergi dulu ke kuningan jika ingin merokok? nggak make any sense dong...
ya begitulah, yos yos ada2 aja
ReplyDeleteperaturan dibuat, untuk dilanggar, itulah INDONESIA!
ReplyDeletehehehe.. urusan rokok merokok mah..
ReplyDeleteberhubung aku ndak merokok.. jadi senenglah ..
urusan perda baru itu memang ndak akan ada habisnya kalau yang ngebahas antara orang yang merokok dan yang tidak merokok...
hehehe
bakalan tidak akan ketemu...
Perokok Meninggal Lebih Awal
ReplyDelete(Selasa,21/03/2006:pkl.12.00 wib)
JAKNEWS.COM---Kebiasaan mengisap rokok memang diketahui mampu meningkatkan resiko kematian pada pria dan wanita. Namun melepaskan kebiasaan itu akan mampu membuat mantan perokok itu menjauhkan kematian dini pada saat berusia lanjut. Demikian intisari dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Stein Emil Volsett dari `the University of Bergen`.
Hasil penelitian tim ilmuwan pimpinan Dr Stein Emil Volsett itu merupakan sebuah penegasan atas sejumlah studi lainya yang mengaitkan anatra kebiasaan merokok dengan konsekuensinya.
Studi Dr Stein E Volsett di publikasikan melalui `the Annals of Internal Medicine`.
Tim riset melakukan studi atas 50.000 penduduk di Norwegia selama 25 tahun.
Hasilnya 40 persen pria yang terus melakukan kebiasaan merokoknya (satu bungkus setiap hari akan memiliki resiko meninggal pada rentang usia 40 hingga 70 tahun.
Resiko kematian untuk non perokok pada kurun waktu yang sama hanya 14 persen.
Sementara untuk wanita sekirar 26 persen perokok berat akan meninggal pada usia 40 hingga 70 tahun dan jauh dari 9 persen wanita yang non merokok.
"Hasil studi kami menunjukan hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan usia,' tandas Dr Volsett.
'Karena dengan tidak merokok akan mampu mengurangi tingkat hidup pada usia 40 hingga 70 tahun.'
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr Volsett ini juga ditunjukan dengan jelas jumlah bungkus rokok yang mampu menjadikan resiko kematian.
Studi juga menunjukan bahwa semakin lama seseorang untuk tidak merokok akan semakin mengurangi resiko kematian diawal usia.
Dr Ronald M Davis memuji hasil penelitian Dr Volsett sebagai sebuah studi yang apik karena mampu menujukan grafik atas efek merokok dalam kaitanya dengan tingkat kematian.
Sumber `Annals of Internal Medicine, 21 Maret, 2006.