gw heran ya sama yg demo ketidaksetujuan terhadap penerbitan majalah playboy indonesia. apa sebagian dari mereka nggak pernah nonton bokep? apakah sebagian dari mereka (para pendemo itu) tidak pernah membuka tabloid "panas" yg ada di pinggir jalan dan kios2 koran? apakah sebagian dari mereka merem saat melewati kios tabloid panas itu?
kenapa musti nge-demo majalah yg BELUM ADA? kenapa yg SUDAH ADA nggak di demo? kenapa mereka nggak ngedemo tukang vcd yg di lapak2 itu? yg jelas2 dari cover nya terlihat bahwa itu adalah vcd bokep.
kenapa musti nge-demo media yg berharga (relatif) mahal? media tabloid yang harganya lima ribuan yg sudah ada dan LARIS nggak di demo? kenapa tukang VCD bokep yg cuma lima ribuan juga nggak di demo? apa karena mereka orang miskin yang cari duit juga? apa porno grafi itu untuk orang miskin itu dihalalkan? sama aja to?
kenapa demo harus ada setelah majalah playboy indonesia (terdengar) akan terbit? kenapa nggak dari kemaren2???
mengapa mereka pada protes rencana penerbitan playboy??
ReplyDeletemasalahnya.. yang protes itu ndak pernah baca tabloid kuning yang lima ribuan itu re...
apalagi.. entah judulnya se abreg... bingung mau protesnya...
so,.. karena yang ini kan terkenal dan mendunia... kan enak untuk dijadikan sasaran....
ya to jeng rere
Re.. jangan jangan yang demo itu para juragan majalah porno harga lima-ribuan yang takut kesaing ama majalh baru ini dan juga mengerahkan para para lapak lapak VCD bokep...
ReplyDeletejangan jangan loh
Playboy merupakan salah satu icon pornografi dunia. penerbitan media sebesar itu di Indonesia belum pernah terjadi sebelumnya. Seandainya terbit maka ini akan membawa dampak yang lumayan, bukan dari segi keuntungan finansial pihak publisher, juga bukan hancurnya moral. Tapi efek yang nanti timbul adalah media (porno) lain --termasuk media internasional-- akan berlomba-lomba "buka lapak" di Indonesia dan mengahadirkan surga pornografi di Indonesia. kalau masalah moral sih, sebagian besar generasi muda kita kan udah merosot moralnya :p
ReplyDelete