tulisan yang nggak perlu dibaca bagi: kaum fanatik, ekstrim, berpikiran dangkal, merasa benar sendiri, tidak terbuka akan perbedaan orang lain.
Feb 2, 2011
Merambah bisnis tv dan film/video
Bisnis televisi adalah bisnis media, dimana kita menjadi media dari sumber informasi ke pemirsa. Apakah informasi itu? Tentunya segala sesuatu yang diinginkan masyarakat. Dengan menyampaikan sesuatu yang diinginkan, maka televisi akan dilihat. Dan informasi itu worthed.
Namun apa yang terjadi, keinginan masyarakat bisa dibentuk, dibikin ada, masyarakat dibuat ingin tah informasi itu. Jadilah apa yang disebut dengan pembentukan demand. Bisa berupa issue, tren, atau injeksi informasi yang terus menerus dan dipaparkan sesering mungkin ke masyarakat, sehingga menimbulkan:
- word of mouth
- gelombang euphoria, gengsi jika belum tahu
- menunggu-nunggu kelanjutannya
Ide pebentukan demand inilah yang memerlukan sekelompok manusia-manusia kreatif yang sangat mengerti bagaimana alam bawah sadar manusia bisa menyukai sesuatu, ingin tahu sesuatu dan terangsang oleh informasi yang cuma secuil.
Disini market bisa terbentuk asal effort dilakukan sesuai dengan target audience yang tepat dan memberikan efek domino. Misalkan sesuatu yang disukai oleh siswa-siswi sekolah dan kemudian menjadi isu pendidikan dan akhirnya menjadikan hal tersebut diinginkan oleh banyak sekolah. Dan hal ini sudah dilakukan sejak dulu jaman jaya-jayanya TVRI, yaitu cerdas cermat. Waktu itu (dan juga tvri masih sendirian) semua sekolah berlomba untu mengikutkan murid-murid andalannya ke acara tersebut. Mungkin sekarang semacam idol, audisi dll.
Tren bisa dibangun, tapi dibangun oleh orang yang mendalami, bukan hanya karena selalu menonton film tiap weekend langsung bisa menilai apakah sebuah film atau tayangan akan booming atau tidak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment