KRL depok! terpaksa banget naik barang beginian di jakarta yg kehidupannya konon kabarnya sangat mutakhir, mewah, dan high class. bukan apa2, naik taxi takes time, terlalu jauh dan macet banget, bsia 2 jam kesana. pilihan smart untuk ke tanjungbarat dari pusat emang naik KRL.
sisi positif:
- cepet
- gak macet
- berhenti di stasiun kecil2 yg sangat strategis untuk daerah perumahan
- murah, 1500rp sampe ke tanjung barat dari pusat
sisi negatif:
- pas peak time: desek2an kayak ikan sarden, bersimbah keringat (sendiri + orang lain, yuckk!!!)
- bau, (segala jenis manusia yg berparfum, gk berparfum, perparfum tapi dah bercampur keringat, dab ber BB , yuckkk!!!)
- gak ada ac
- banyak copet, jambret, dan tiba2 jadi pencopet
- diraba2 ama tukang koran/majalah (yg katanya n berlagak) tuna netra, huh!
- banyak tukang ngamen sekaligus jadi komentator
- jarang ada orang ganteng dan memperhatikan penampilan
- stasiunnya bau pesing
berhasil juga selama 2 minggu terakhir ini aku berinteraksi dengan suatu daerah yg namanya tanjung barat, yg kata temen2 satu tim yg rapat juga disana, daerah itu memang di luar pusat peradaban manusia, nyari warung kopi aja susah banget, palagi setelah magrib, kayak kota mati selain ojeg ama bis/angkutan umum yg bersliweran.
suatu sukses besar pula, terakhir aku kesana bawa laptop dan berdesak2an di atas kereta (ya iya di atas kereta, masak di stasiun!), selamat (masih bernapas) sampe di tanjung barat dengan laptop masih di tangan. bayangin aja, misal satu gerbong kereta itu berukuran 2.5 x 10 meter = 25 m2. tiap 1 m2 ada 8 orang, artinya dalam satu gerbong (yg sangat pengap bau dan tidak ada O2) ada sekitar 200 orang (yg duduk di atap kereta dan nggandol di pintu2 kereta belum dihitung) yg bertukar bau dan saling merasakan keringat sebelah2nya.
indonesia...indonesia...
baca juga Sedih deh jadi orang (yang hidup di) Indonesia (1)
No comments:
Post a Comment