sudah banyak kejadian yg berhubungan dengan kepolisian di indonesia. kebanyakan bertendensi polisi adalah musuh masyarakat. masyarakat ngikutin aturan karena takut ama polisi, karena ada polisi. kali gak ada polisi, pasti pada cuek ama aturan, aturan dibuat untuk dilanggar, itu kata sebagian masyarakat. pake helem kalo ada polisi, pake safety belt kalo ada polisi, kalo gak ada polisi, ngapain????
setiap demo yg dilaksanakan pasti berhadapan dengan polisi. bukannya polisi yg menjaga supaya demo tertib dan tidak terganggu serta mengganggu, tapi malah pen-demo berantem ama polisi, bukan ama pihak yg di demo.
masih banyak hal lagi yg gk perlu disebutin bagi yg sering baca koran. ngerti lah pasti kejadian2 yg sebenarnya jauh dari esensi pernyataan bahwa polisi adalah pelindung masyarakat, polisi adalah pengayom masyarakat.
seharusnya dengan adanya polisi, masyarakat (bukan sebagian masyarakat) merasa aman. merasa terlindungi dan nyaman hidup di indonesia.
coba liat film2 hollywood (sekali lagi, boleh dong kita meninjau amerika, banyak kok sisi baik budaya mereka yg bisa kita contoh) bahwa sherrif disana sangat dekat dengan masyarakat tempat dia mengabdi. sang sherrif kenal dengan semua penduduk tempat dia bekerja. sherrif tersebut tau kondisi masing2 penduduk disana. sherrif melakukan tugas semau hal yg berhubunagn dengan perlindungan dan keamanan masyarakat tempat dia bekerja. even urusan pertengkaran antar tetangga, itu juga tugas dan tanggung jawab dia. semua penduduk menggantungkan dan percaya akan tugas sherrif di daerahnya. dan disitu terlihat betapa masyarakat sangat menghargai tugas dan jasa sherrif/polisi tersebut. masa di indonesia gak bisa? indonesia kan terkenal akan adat gotong royong dan tepa selira? tapi... MANA????
sampe pada akhirnya masyarakat lah yg jadi korban dan jadi tersangka semua kasus. tanpa melihat system yg sudah ada, apakah masih layak? apakah gk perlu ditinjau kembali?
No comments:
Post a Comment