dimana-mana parcel itu diberikan untuk rekanan kerja, untuk orang yang dihormati, untuk orang yang diharapkan melakukan sesuatu setelah diberi parcel, dan lain-lainnya lah jarang banget bahkan nggak ada parcel untuk fakir miskin.
sangat kontradiktif dengan larangan pemberian parcel kepada para pegawai pemerintah yang mematikan bisnis parcel yang selama ini sudah digeluti oleh beberapa pihak (termasuk orang kecil), dimana seorang tokoh masyarakat bilang bahwa larangan pemberian parcel ini adalah untuk menyalurkan bahwa parcel itu sebaiknya diberikan kepada fakir miskin dan lain-lain yang jelas-jelas kekurangan.
jelas beda dong konteksnya parcel dengan sedekah. emang betul bahwa dana yangs edemikian besar itu sebaiknya diubah-bentukkan menjadi sedekah yang dapat dinikmati oleh fakir miskin dan yang sangat memerlukan lainnya. tapi tujuan dari pengiriman parcel itu sendiri kan nggak jadi mengena?
dengan memberikan sedekah sebagai pengganti parcel apakah networking dgn para mitra kerja akan tetap terjaga? apakah dengan memberikan sedekah sebagai pengganti parcel akan membuat kita dihargai sebagai perusahaan yang se-level dengan perusahaan rekanan kita itu? apakah dengan memberikan sedekah sebagai pengganti parcel akan membuat perusahaan kita diingat oleh mitra kerja kita? ah sulit ya seperti ayam dan anak ayam, dua dua nya ayam dan berasal dari anak ayam dan akan jadi ayam dewasa nantinya.
No comments:
Post a Comment