Hasil dari seminar mark plus kemaren benar2 harus segera diimplementasikan. Low cost high impact sangat dibutuhkan pelaksanaannya pada tahun ini. Tapi untuk mencapaik impact yg 'high' perlu "juklak" yang tepat dan detil. Apalagi target yg diteken, naujubilah tingginya, pake ditambahin lagi pula.
Belajar dari orang cina, kalo u mau dapet uang, u harus bisa keluar uang. Modal dulu lah istilahnya. Tapi di tahun kerbau ini, terpaksa tidak menghiraukan hal itu. Kami dipaksa untuk lebih cerdas dari orang cina dalam berbisnis. Bisakah?
Untuk mengejar target, kembali harus dimulai dengan apa yg ada sekarang. Tapi bisakah mencapai target yg diteken bos? Seandainya aku menjadi seminar YES yg diikuti oleh Jim Carrey, pasti aku bisa berkata: Saya BISA. Tapi logis aja deh, target yg dikoreksi dan menjadi makin besar, apakah bisa membuat ku berkata: Ya Saya BISA?
Terkadang target yang tinggi tidak dibarengi dengan penurunan ilmu2 bisnis sang dewa. Tapi siapakah sang dewa itu? Ada nggak sih dewa itu? Mana sang ahli bisnis? Sedangkan jika target tidak tercapai, semua lapisan yang kena getahnya.
Jadi inget pilkada JATIM putaran kedua, mau siapa aja yg menang atau harus menang yg rugi siapa? Rakyat. 900milyar kurang lebihnya habis demi entah kebenaran atau ke-ngeyel-an. 900milyar!
Apa hubungan pilkada jatim dengan notes ini? Kadang untuk mencapai sebuah target, dalam memegang sebuah prinsip, dampak buruk tetaplah harus diterima. Mau logis atau tidak. Mau tercapai atau tidak, walao di atas kertas sulit sekali untuk meng-uangkan target tersebut.
No comments:
Post a Comment