surti memang sudah men-jakarta, dia seakan lupa akan surti belasan tahun silam. surti kini yang merawat diri, dan berkesan berduit. surti kini yang banyak teman, banyak kegiatan sosial, walo kegiatan sosial itu nggak berhubungan dengan instansi pemerintah, tapi yang jelas surti sudah sedemikian dekat dengan lsm, baik ygberhubungan dengan anak-anak, maupun wanita. surti sangat ingin meluangkan energinya untuk kegiatan seperti itu, mengingat dia punya waktu yg sangat luas.
surti bersahabat dengan saodah, perempuan yg berjasa mengangkatnya dari wisma dimana dia bekerja dulu, mengangkatnya dari pekerjaan yg mengandalkan lendir dan memuaskan nafsu pelanggan. saodah sendiri bukan perempuan yg sebaik-baiknya perempuan, saodah hanya seorang perempuan yang hampir tenggelam dalam dunia surti belasan tahun yang lalu, terselamatkan oleh pria yang mencintainya, tapi hanya bisa memberikan sepotong hatinya untuknya. tapi saodah perempuan yg matang dan kuat menghadapi kenyataan, dia terlalu pintar untuk tenggelam dalam kenyataan bahwa dia hanya seorang yg hanya berarti sekian hari dalam sebulan...
surti merasa senasip dengan odah, surti memilih hidup seperti ini, setidaknya lebih baik dibanding di wisma dimana dia mencari uang untuk hidup dengan terpaksa, dan saat ini dia bisa mengabdikan hidupnya untuk bersosial, selain dia sudah membahagiakan orang tuanya di desa. ya, untuk sosial, hidup surti untuk keluarga hanya beberapa hari dalam tiap dua minggunya.
to be continued...
No comments:
Post a Comment