samin, dia terpuruk, terlupakan, sendiri, lupa akan apa itu cinta. hari-harinya hanya berisi bekerja dan bekerja untuk mengirim uang demi anak laki2nya seorang yg tinggal dengan ibunya, yantini, yg meninggalkannya, sepuluh tahun yang lalu...
aku pergi mas... dulah ikut aku, jgn ganggu kami lagi dengan adanya perempuan itu, jgn sebut lagi cinta yg ada di hatimu yg bukan untukku...
tini... mau kemana?
tini membawa dulah, pergi dari samin, dari kehidupan samin.
diluar perkiraan sebelumnya, samin tak mampu berpisah dari keluarganya, tangis dan tawa anak lelaki satu-satunya selalu terngiang di benaknya, sedangkan yantini melarangnya untuk bertemu, yantini terluka, tiada terobati...
samin hanya mampu mencarikan nafkah dan menitipkannya ke rumah orang tua yantini, itupun dengan dipandang sebelah mata, mengingat apa yg terjadi sehingga yantini meninggalkannya...
to be continued...
No comments:
Post a Comment