May 26, 2009

aku dah bosan dengan barang2 murah


Aku dah bosan dengan barang2 murah, kebanyakan dari mereka nggak enak dipakai dan mudah rusak. atas nama pengiritan dan tidak bergaya hidup mewah aku rela beli barang2 yang murah dan tidak bermerek internasional. tapi, setelah sekian umur hidup si barang itu, aku harus mencari barang penggantinya. jadi tetep aja keluar duit lagi, dimana "tidak bergaya hidup mewah"-nya?

Menjadi tokoh masyarakat atau bahasa kerennya public figure, walaupun publicnya bagi sekitarku saja (boleh dong) membuatku banyak menerima kritikan dan inputan. Salah satunya adalah aku sangat konsumtif dan percaya banget dengan merek. Dibilangnya juga aku ini ratu belanja dan miss discount. Dibilangnya juga aku tidak mencintai produk lokal, dan suka menjelek2kan produk yang sudah jelas jelek itu.

Sehingga suatu ketika aku memutuskan untuk memulai beli barang2 murah dan bermerek lokal. Salah satunya yg pertama, aku beli cardigan di tanabang. daripada beli di rumah mode walopun barang sisa exspor, tapi bagi sebagian orang, itu mahal. Ya sudah aku mencoba beli di tanah abang. Murah sekali, hanya dengan rp25ribu aku bisa beli sweater kardigan dengan warna2 cerah. dan aku pakai dong, beberapa jam setelah aku pakai, kancingnya lepas. bagooos! Ini tidak terjadi di sweaterku yg aku beli rp129rb di rumah mode. Apalagi aku beli sweater di mango ya?


Di suatu hari yang lain aku beli sepatu rotelli tapi yang kelas low end. nggak sampai rp200rb aku bawa sepasang sepatu rotelli-low end itu ke rumah. Dan keesokannya aku pakai dong ke kantor, dan jempolku sakiiit banget setelah 3 jam make sepatu itu. Gak mungkin dong aku nyoba dulu sepatu di toko selama 3 jam terus kalo gak cocok dibalikin? Dan ini tidak terjadi dengan sepatu ku yang harganya rp700rb di everbest. Demi tidak bergaya hidup mewah aku harus menahan sakit dan melepas sepatu setelah 3 jam memakainya? omigod!

Di kali yang lain aku beli mainan anak di tanah abang (lagi), mainan kulintang dengan harga rp25rb. belum seminggu dimainin si daphe, alat pemukul kulintang itu patah, dan ini tidak terjadi di mainan daphne yg bermerek fisher price yang tiap hari dibanting ama dia, sudah sejak dia belum setahun hingga skg sudah mo 19 bulan, masih manteng aja bagus tidak cuil sedikitpun.

Dan masih banyak lagi, dan sekarang aku putuskan untuk mementingkan kualitas dan kenyamanan disaat membeli barang, selama cashflow mengijinkan, kenapa tidak?

Jadi please deh jangan demi slogan mencintai produk sendiri, demi slogan supaya uang masuk kembali ke kita, kita dipaksa mengkonsumsi sesuatu yang menyiksa kita.

No comments:

Post a Comment