Oct 23, 2004

Surti & Samin 22

pelukan samin semakin erat, di pagi itu, setelah setengah jam bergelut, menebar nafsu, tanpa berharap akan tumbuh cinta. tak ada cinta lagi di hati samin, semuanya beku, hanya nafsu.

semakin erat, dan erat, sampai teraih lecutan itu, yg membuat samin melepas pelukan itu, tanpa ciuman, tanpa elusan. lepas begitu saja, dan menuju ke kamar mandi.

ah, samin... selalu begini, kapan kuraih cintamu? kapan ku peluk asamu? kapan ku genggam sayangmu? kau begitu jauh, terkubur dalam lukamu, dalam rasa bersalahmu...

bangun lah, bukalah, lihat semuanya, lihat aku, wanitamu, yg selama ini mencintaimu, mengerti mu, mengerti hatimu yang sungguh kosong, tanpa cinta.

aku tau hatimu beku, tapi kamu butuh aku, aku tau itu. walau tanpa cinta, tak ada sayang, aku tau kamu menginginkanku...

aku hanya bisa berharap suatu saat kamu sadar bahwa rasa bersalahmu telah larut bagai sesendok garam yang kau tabur di samudera, akan hilang dan terasa biasa-biasa saja...

bangunlah samin.... ku...

to be continued...

No comments:

Post a Comment