Feb 24, 2006

INUL dan kambing hitam

masih jelas teringat dulu kala inul masih manggung di desa2. di seantero karesidenan madiun, para event organiser lokal berebut untuk mem-book INUL and the band. sekalinya bikin pentas goyang inul, penonton membludak. penjualan rokok laku keras, penjualan snack dan minumam ringan pun laris manis. tiket pasti habis, malah prusahaan rokok untung berat karena pentas inul adalah kerjasama marketing yang sangat bagus waktu itu. nonton inul murah, dapet rokok lagi. selain itu untuk event 17an dan mantenan menjadi seru dan meriah kalo ngundang inul.

berita santer dari mulut ke mulut, tersiar bahwa goyang ngebor nya inul sangat dahsyat dan membuat orang yg belom liat kepengen ngeliat, dan orang yg sudah ngeliat, kepengen ngeliat lagi dan lagi dan lagi...

inul laris manis di seantero jawa timur. dimana sebagian besar masyarakat beragama islam. tapi kenapa baru sekarang dia dicecar? kenapa baru sekarang, disaat dia kaya, punya rumah mewah, punya mobil mewah, punya bisnis maju, dan masih laku di bahtera per-pentasan musik dangdut, inul di ombang-ambingkan? inul dicerca?

kebiasaan sih ya, adat indonesia banget, bahwa segala sesuatu masalah harus ada kambing hitam, harus ada yg dipersalahkan, setidaknya patut untukdipersalahkan. jadi icon untuk orang yg dipersalahkan. di adat kita, kayaknya gk enak banget kalo sebuah permasalahan nggak nyangkut2 seseorang, kayaknya kurang heboh kalo gk ada orang yg di-"bahas".

No comments:

Post a Comment