Jul 2, 2008

Affair di kantor

Nggak dimana, affair kantor sering ada. Nggak usah di kantor swasta, bumn, di pemerentahan juga banyak. Masih hangat di pembicaraan, skandal anggota dewan yang terhormat. Kenapa ini terjadi?

Berapa jam kita di rumah? berapa persen waktu kita ketemu dengan pasangan? berapa persennya-kah waktu bertemu dengan pasangan kita yang BERKUALITAS? bukan pasangan yg berkualitas, tapi waktunya yg berkualitas.

tarohlah kita keluar rumah standar ya jam 7 pagi, pulang jam 7 malam. 50% dari waktu kita sehari kita nggak bertemu pasangan (perkecualian untuk pasangan yang sama2 sekantor, se-building, atau bisa makan siang bareng) dari jam 7 malam hingga jam 7 pagi itu 6 jam kita tidur, artinya kita cuma punya enam jam untuk bertemu dengan pasangan. Dari enam jam itu dikurangi waktu: mandi, pipis, pup, baca koran, nonton tivi, dan mungkin lembur, berapa jam yang berkualitas untuk pasangan?

Jelas lah waktu 8 jam di kantor itu cukup signifikan jika dibanding waktu berkualitas dengan pasangan kita di rumah. Wajar aja kalo kejadian affair itu adaaaaa aja dimana-mana. Mau gimana lagi, tiap-tiap hari ketemu itu-itu melulu, mereka yang ditemui di kantor pasti dandan ala kantoran, nggak ada yg dasteran doang, nggak ada yg cuma pake singlet n kolor, nggak ada yang mlungker di kasur, nggak ada yg beberes melulu. Mereka yang ditemuin di kantor, minimal dah mandi, pake pakaian rapi, wangi, segar, semangat, rambut rapi, bawa tentengan gadget, berbicara berwibawa dan bereksan pintar (kecuali yang emang pintar ya). Itu semua bisa menjadi persepsi yang bagus dibanding pasangan di rumah. Persepsi bagi sebagian orang loh.

Terus bagaimana dong?

Bagi pasangan yang di rumah, berusahalah lebih cantik/cakep dibanding orang-orang di kantor pas jam berlualitas itu. Nggak berarti elu-elu pada harus pake baju kantor dan dandan cakep2. Setidaknya jangan langsung pake daster, tapi wangi dan bedakan, dan rapi, dan siap diajak ngomong yang "sesuai" dengan keinginan pasangan, dan juga bersemangat.

Bagi pasangan yang ada di kantor, yang rapi-rapi, yang cakep-cakep, yang cantik-cantik di kantor itu juga punya daster, juga pernah nglombrot (nggak dandan, dan berpakaian seadanya), pernah nggak dandan, awut-awutan, pernah melungker molor bahkan mungkin ngiler. Jadi sutralah, ngapain sih berfikiran untuk berinteraksi lebih jauh dengan yang bukan pasangan?

No comments:

Post a Comment