Mar 26, 2006

tulisan dJenar itu picisan dan nggak BERBOBOT?

suatu sabtu sore yang cerah dan indah, dikala bangun tidur sore dan jalan2 di jaksa, gak ada kepikiran bakal terjadi sesuatu, semuanya asik-asik aja, nunggu magrib tiba...

sudah menjadi kebiasaan bahwa aku sangat suka berdiskusi akan segala sesuatu, apalagi ttg hal aktual ataupun hal2 yg emang menjadi kesukaan aku misalnya, buku, film atau billiar. dan begitulah, bbrp saat mkemudian seorang yg ngakunya temen lama menyapa dan ngobrol2 ngisi waktu sore hari itu, dan for me, why not? toh daripada ngobrol ngalor ngidul, mending ngebahas sebuah topik yg asik dan bisa ngasah otak yg makin tua makin menumpul ini...

awalnya sih asik, ttg buku, buku apa yg suka aku beli dan baca, buku apa yg beberapa kali dibaca dan tidak pernah bosan dan seterusnya dan seterusnya. sampai suatu ketika dia sangat kaget karena buku terakhir yg aku baca adalah buku tamara geraldine, yg berjudul, Kamu Sadar, Saya Punya Alasan untuk Selingkuh 'Kan Sayang?. loh kok kaget ya... dan setelah itu aku lebih kaget lagi karena dia beropini bahwa buku itu dan buku2 jenar adalah sampah, picisan, tidak berbobot, dan tidak ada sastranya sama sekali. WOW! aku diminta untuk belajar melihat karya seni tidak hanya dari hati, tapi dari mata... LOH!

aku pusing tujuh keliling secara mendadak. selama ini aku gk pernah melihat seni dari mata... ancur, gak ada seni yg bagus di mata fisik, pasti ada jelek2nya, atau malah gk ada artinya sama sekali, contoh abstrak dan kubisme (bagi pecinta abstrak dan kubisme, no hurt feeling ya, kan gw bebas mengeluarkan pendapat, cuma di bis yg tidak bebas mengeluarkan anggota badan :P) bagi aku, melihat seni adalah melihat dari hati, dari rasa dan dari pikiran. dari situ muncul keindahan, muncul arti dari seni itu.

Jenar itu Jujur, vulgar, jorok, natural, orisinal, cantik, seksi banget, ... itu kata orang loh, dan gk cuma kata dari satu orang...

"Saya menulis hanya hal-hal yang saya tahu. Saya gak mau misalnya supaya saya kelihatan bermutu. Saya menulis masalah politis, science cuman supaya kelihatan wah dia bermutu, berbobot. Saya hanya menulis apa yang saya rasa. Kebetulan saya perempuan, saya menulis tentang perempuan."


itu kata Jenar, dan hati ku meng-iya-kannya. ya emang begitu. bolehlah orang bilang jenar itu nggak bermutu, nggak berbobot dan picisan, tapi mata hati aku melihat keindahan dalam seni menulis dan riak tulisannya yg mengalir deras dari hulu ke hilir kehidupan.

sabarrr.. sabarrr.. kata aku dalam hati saat melakukan diskusi dengan teman yg mengaku teman lama aku itu, tapi saking aku emang bukan orang yang sabar, aku cuma bilang, "maaf ya, saya tetap memandang bahwa tulisan jenar dan ayu dan dee dan fira dan diva2 penulis lain kita itu berbobot, kalo nggak, gk bakal ada fenomena sastra wanita indonesia th 2000an, see u", sambil aku ngeloyor pergi...

sing waras ngalah...

1 comment:

  1. ----------------------------------
    “The skill of writing is to create a context in which other people can think.” Edwin Schlossberg
    ----------------------------------
    kalau gak memenuhi kaidah diatas baru itu gak bermutu, semua ilmu, knowledge, cerita dan segala macam didunia ini selama berguna bagi orang lain yaaaa tetep aja bermutu :P

    ReplyDelete