Aug 24, 2007

diam bukanlah emas

mungkin cara seseorang menyampaikan pendapatnya di dalam meeting menjadi salah satu poin apakah seseorang itu berkompeten dalam hal itu atau tidak. dan bagi orang yang diam saja di dalam meeting, dianggap tidak berkompeten dan tidak mau nimbrung dalam meeting.

padahal belum tentu orang yang diam saja di dalam meeting diartikan dia tidak berkompeten atau dia tidak mau berkontribusi dalam meeting tersebut. bagaimana jika semua materi di dalam meetig tersebut memang sesuai dengan benak dia? mau ngomong apa lagi? hal ini dikecualikan jika moderator atau pemimpin meeting menanyakan ke ybs mengenai opini, jika ybs tetap diam saja, wah ya perlu dipertanyakan tentang attitude dari orang tersebut. tapi pada umumnya jika orang yang sejalan dengan visi dan pembicaraan meeting dan dia ditanya tentang opini dia, pasti dengan lancar dia akan memberikan statement menyetujui meeting tersebut.

jadi inget pada bu megawati, mantan presiden RI yang jarang sekali berbicara panjang dan lebar serta berkomentar tentang sesuatu dengan lebih dari 2 paragraf. hal itu membuat audiens (rakyat) bertanya-tanya, apakah beliau setuju, apakah beliau tidak berempati, apakah beliau mengerti tentang permasalahan tersebut?

kadangkala diam memang membuat orang lain bingung. tapi ya salah orang lain juga kenapa nggak tanya kepada orang yang diam tersebut. karena nggak semua orang bisa celometan (mudah nyeletuk) di dalam forum semisal meeting.

bagi saya, meeting dengan penuh celetukan apalagi kebanyakan jokes dan suara2 sela (emmm, nganu, enngggg, dll) membuat pembicaraan menjadi sangat terganggu apalagi jika cara menyatakan pendapat sangat berputar2 dan diulang-ulang bahkan tidak jelas tujuannya kemana.

No comments:

Post a Comment