Dec 22, 2005

Jika engkau adalah seorang ibu

dan mempunyai seorang anak lelaki yang sudah cukup umur untuk menikah dan mampu.

apakah engkau akan melarang anakmu untuk menikah dengan seorang wanita yang SUDAH pernah menikah? jika tidak,
apakah engkau merasa tidak suka jika anakmu menikah dengan seorang wanita yang SUDAH pernah menikah? jika tidak,
apakah engkau merasa harga dirimu terganggu jika anakmu menikah dengan seorang wanita yang SUDAH pernah menikah?

harga diri seorang ibu, seorang wanita, sedikitnya pasti akan goyah melihat anaknya menikah bukan dengan seorang gadis, ataupun dengan wanita yang belum pernah menikah atau punya anak. ya, kita masih hidup di iklim indonesia yang masih sangat menjunjung tinngi norma susila yang termasuk didalamnya adalah keperawanan (sedangkan keperjakaan tidak pernah disentuh-sentuh sama sekali). hatinya sedikitnya akan kecewa melihat anak lelakinya didampingi oleh orangyang pernah gagal berumah tangga, even dia nggak tau gagal kenapa, karena by default, status JANDA di indonesia itu konotasinya masih negatif dan merugikan si penyandang status yang notabene wanita. sedangkan status duda tidak pernah dinilai negatif.

perceraian di mata masyarakat indonesia masih tabu, dan merupakan aib, kegagalan yang semestinya jangan sampai terlibat didalamnya. sebagai kegagalan, perceraian seperti penyakit kulit. banyak orang mencibir, dan banyak orang menjauh. takut ketularan. atau malah takut pasangannya digaet? sudah tradisi emang...

kegagalan perkawinan sebelumnya selalu menimbulkan tanda tanya bagi seorang ibu yang anaknya berpacaran dengan seorang janda. dan sang ibu takut jika suatu saat anaknya menikahi wanita itu, masalah yang menyebabkan terjadinya kegagalan wanita itu akanmuncul kembali. logis memang.

3 comments:

  1. wah re... no comment deh..
    karena begitu banyak hal terjadi di sekelilingku...yang semacam itu...
    dan semuanya terlihat begitu rumit untuk diuraikan...

    ReplyDelete
  2. seorang ibu hanya ingin yg terbaik bagi anaknya. itu pertama.

    yg kedua, setelah semua hingar bingar pesta selesai dan si anak beserta pasangannya kembali ke kota tempat mereka bekerja to live on with life; orangtualah--ayah+ibu-- yang akan menanggung derita semua sorot mata sinis atau pertanyaan menyebalkan yg datang dari tetangga... "oh si mempelai wanita janda toh..", "kok ambilnya janda sih, bu?", "wah.. coba kemarin bilang kalo gak sanggup cari yg perawan kan saya bisa carikan.." dst..dst..dst..

    pernah kepikir bagaimana akan tertusuknya hati si ibu dlm situasi spt ini? situasi yg seorang ibu tidak akan pernah ungkapkan pada anaknya. situasi dimana seorang ibu akan lebih memilih diam daripada berbagi cerita pada sang anak dan mengganggu ketentraman rumahtangga mereka.

    Tidak.. saya tidak membela para ibu atau menyalahkan para mempelai yg janda.

    Hanya mau bilang.. "if you want others to put theirself on your shoes, at least put yours on theirs as well"

    Salam kenal. Tabik

    ReplyDelete
  3. nice comment, dove...

    ReplyDelete