Mar 12, 2007

dikala manusia berlagak menjadi tuhan

tahukah anda, di tempat kerja saya, rajin bekerja, rajin berinovasi, rajin bersosialisasi, belum tentu membuat penilaian kinerja ternilai secara linear. BELOM TENTU!

aku masih inget dulu dikala aku sangat malas bekerja, karena pekerjaannya sangat nggak gw banget, dimana rekan-rekan kerja lain sangat mahir di bidang mesin, dan saya cuma tukang buikin dokumen. oh bagi saya waktu itu, sungguh pekerjaan yang nggak penting. tapi aku dapat nilai baik sekali (opsi penilaian: istimewa-baik sekali-baik-kurang-kurang sekali).

saat ini aku sudah bangkit, sesuai dengan apa yang seorang sahabat lama lihat di diri aku waktu aku bangkit, aku berusaha untuk bekerja sesuai gaji yang aku dapat, dan terbukti sudah, hampir seluruh pihak outsider walau masih dalam lingkup perusahaan yang sama, mengangkat jempol untukku. cuma hanya supaya aku senang? nonsens! apa untungnya buat mereka? hanya supaya aku nggak sedih? nonsens, gak ada efeknya buat mereka kalo aku sedih. beberapa pihak mempercayakan beberapa hal padaku, apa artinya?

ternyata artinya NONSENS!
atasan langsungmu bagaikan pihak yang paling berkuasa untuk menentukan apakah kamu itu bodoh atau tidak. referensi masing2 orang memang beda-beda, kenapa orang2 HR nggak memberikan referensi yang cukup jelas untuk mengukur KEBODOHAN seseorang? sehingga di tempat lain aku dianggap tidak bodoh, sedangkan disini aku sangat lah amat bodoh (di mata bos ku itu)

"nggak apa2 ya kamu saya nilai sekian?"
WHAT THE HECK!!!! NGGAK APA-APA DARI HONGKONG!!!

No comments:

Post a Comment