Mar 5, 2007

merokok itu enak



waktu kecil, dulu mamaku sering menyuruhku beli rokok...

"lenggo, beli ke warung mbah mo, rokok 76 dua batang"
"minta kembalian ya" lanjut kata mama.

otak kanak-kanakku merekam itu semua, dan saat aku kembali ke rumah dan main di dapur menemani mama masak dan melihat mama merokok sambil menumis sayur.

suatu ketika mama bilang...
"lenggo, anak kecil nggak boleh merokok ya, nanti kalo sudah bekerja baru boleh"

kata-kata itu terekam dalam otakku hingga sekarang. tidak ada doktrinasi bahwa wanita itu nggak boleh merokok, tidak ada doktrinasi bahwa wanita perokok itu wanita yang nggak bener. dan bagi aku baik pria atau wanita merokok adalah hal yang biasa, selama dia dah bekerja dan punya uang.

apakah aku kepengen nyoba rokok? selepas smp aku dah mulai bergaul dengan teman2 pria yang merokok. aku nggak ada keinginan mencoba rokok. masuk ke bangku kuliah di bandung, melihat beberapa teman wanita merokok. aku nggak ada keinginan untuk merokok. suatu ketika di tempat ajeb-ajeb dimana aku cuma minum coke dingin, terpaksa aku merokok karena sebagai rasa hormat temanku sedang berulang tahun. dan setelah itu aku nggak ingin merokok lagi. biasa aja.

sampai suatu ketika dimana aku sangat ingin merokok, karena kalau tidak merokok aku akan melempar kepala dan badanku ke aspal saking sebelnya dengan hidup. dan sejak saat itu merokok lah aku.

so, tidak ada korelasi bahwa rokok adalah turunan, rokok adalah fantasi anak kecil yang sering ngelihat lingkungannya merokok. tergantung dari bagaimana kita sebagai orang tua mengajarkan ke anak kita, apa dan bagaimana rokok itu. jangan sampai anak kita sembunyi2 si belakang kita untuk mencoba rokok. seorang big boss wanita di perusahaan tempat ku bekerja, seorang teman baik pula dia, berkata, dia membiarkan anaknya mencoba rokok dan bir di depan dia, supaya mereka tau apa rasanya dan menentukan pilihannya untuk merokok/minum bir atau nggak.

she is a great mom...

No comments:

Post a Comment