May 8, 2007

mertua oh mertua

terinspirasi dari blog adhe cerpen-bungarumput.blogspot.com ...

thanks God, mertua gw yg sekarang baek.

dulu sebelom aku menikah, ceritanya masih gadis nih, banyak sekali cerita-cerita tentang ibu mertua. baik yg bagus-bagus maupun yg ancur-ancur. yang jelas cerita tentang ibu mertua itu banyak banget berjilid-jilid dan berbagai versi. sedangkan cerita tentang bapak mertua, dikit banget. kasian deh lo para bapak mertua, tapi tenang aja, ada sedikit cerita manis tentang bapak mertua yang nanti akan aku tulis.

untungnya ibu mertua mama (dalam hal ini nenek) sangat baek dan sayang ama mantu (perempuan) nya, palagi ama cucu nya yg satu ini, yg lucu dan imut serta pandai, huhui. jadi secara mengakar mengurat, nggak ada history mertua ancur di kehidupan aku sebelum menikah.

jadi waktu (masih gadis) itu aku dengar banyak cerita ttg ibu mertua tadi, aku cuma bisa membayangkan seperti yang ada di sinetron-sinetron. dan nggak ada rasa takut apapun untuk menghadapi ibu mertua, please deh segalak-galaknya ibu mertua toh gw kawin ama anaknya, bukan ama dia. its so naif yah? ember.

kemudian datang curhat dari temen2 yang sudah menikah tentang mertua-mertua mereka (yg jelas masing2 punya satu ibu mertua gitu loh). dan kebanyakan memang ada konflik kecil-kecil maupun besar antara menantu perempuan dan ibu mertua-nya.

jarang ada atau sangat sedikit sekali kasus antara bapak mertua dengan menantu perempuan, bapak mertua dgn menantu laki2, ibu mertua dengan menantu laki-laki. kebanyakan antara ibu mertua dan menantu perempuannya. kenapa ya? itulah statistik yang berbicara.

biasanya masalah mereka terpicu dari hal-hal yang kecil yang sangat di-excuse saat pacaran, jadi waktu pacaran si cewe nggak begitu memperhatikan ke-bawel-an calon ibu mertuanya, ya iyalah lom konek, masih jaoh2an dan kemungkinan putus juga.

setelah menikah, ada kecenderungan seorang ibu merasa ditinggalkan oleh anak laki-lakinya karena harus hidup dengan wanita lain (ya iyalah namanya kawin gitu loh). sebagai seorang ibu yang bangga dan senang punya anak laki2 yang bisa diajak kemana2 ngangkutin belanjaan, nyetirin, ngejagain, dll dll, emang sedih banget saat2 anak laki2 nya itu menikah, wadow sapa yg bakal menjalankan tugas2 di atas tadi?

itu baru contoh, memang nggak semua seperti itu, tapi kurang lebihnya adalah ada perasaan nggak ikhlas seorang ibu melepas anak laki2nya untuk hidup dengan orang lain dan tidak perhatian (seratus persen seperti sebelum menikah) kepada ibunya, ya iyalah.

adaaa aja yang jadi masalah...

1. cara membuat teh di pagi hari untuk suami (anak laku-laki ibu mertua itu)
2. cara memilih baju kerja untuk suami (anak laku-laki ibu mertua itu)
3. memilih seprei
4. memilih korden
5. cara memelihara anak
6. cara mengatur keuangan
7. dan masih banyak lagi

ya patut dimengerti lah mengapa ada ibu yang seperti itu. untuk itu tips2 yang sudah aku lakukan supaya meminimize masalah2 itu antara lain adalah:

1. jangan sampe serumah dengan mertua, malah usahain beda kota, atau beda negara sekalian
2. jangan terlalu banyak curhat dengan ibu mertua, secukupnya aja, karena itu akan jadi bumerang dan alat untuk memecah belah antara suami dan istri. (ini untuk ibu mertua yang ancur ya, bukan yang baik)
3. usahakan hubungan komunikasi dengan suami sebaik-baiknya, jangan sampe suami kebanyakan curhat ke ibu nya, ini bisa menjadi pretensi buruk seorang ibu terhadap menantunya. sebaiknya suami itu curhat ke istri, bukan ke ibunya.
4. rutin mengunjungi ibu mertua, keep a good relationship with her, carmuk dikit lah supaya dia seneng, setidaknya casing kamu bagus di mata beliyaw.

segitu dulu...

No comments:

Post a Comment