people changes. setiap manusia dianugerahi perasaan, hati dan otak. dimana ketiga hal tersebut merupakan central processing unit yg akan mengolah data2 yang diperoleh oleh seluruh indera kita.
semua manusia pasti punya insting, punya hati yg bisa menterjemahkan sinyal2 dari indera yang paling tersembunyi ini. ya memang kadar masing2 manusia berbeda-beda. ada yang sangat peka, cukup peka dan kurang peka, bahkan ada yang tidak peka, cenderung autis kali ya?
beberapa waktu yang lalu, aku cukup bisa untuk mengerti, dan merasa ada hal-hal yang tidak perlu disampaikan orally (secara lisan), bahasa gaulnya, tau sama tau gitu. untuk beberapa hal memang betul ya, contohnya, kita udah tau kalo temen kita nanya," kamu sudah makan atau belum?" biasanya kan tujuannya adalah untuk ngajak makan atau mungkin nraktir makan. atau lagi, ada yg nanya,"boleh tau nomer telponmu?", itu tandanya dia kepengen melanjutkan pembicaraan ini di lain waktu, dan lebih privat. ya hal-hal seperti itulah yg seebnarnya manusia punya insting yg bisa menterjemahkan, jadi hal-hal yg unspoken bisa dimengerti dan si penyampai sinyal juga nggak perlu mengungkapkannya dengan kata-kata.
tapi kenapa ya sekarang-sekarang ini, kayaknya aku ndak percaya dengan itu semua, aku ndak percaya dengan instingku sendiri. atau karena trauma ya? pernah ke ge er an dan abis itu ndak mau percaya lagi denganperasaan2 misal, eh mungkin dia lagi pedekate ama gue, eh mungkin dia mo ngajakin gie nonton, atau eh dia mo minjem duit ke gue atau lagi, dia mo minjem cd gue...
aku cenderung lebih memfokuskan kepada hal2 yang disampaikan secara lisan oleh orang-orang sekitarku. dan ternyata itu membawa beberapa masalah. beberapa temen dan "temen" berkomentar," masa lo kagak ngerti2 juga seh?", atau "lah gk usah gua kasih tau kan kudunya elo tau", atau," masak gitu aja kudu dijelasin". salah sapa coba? lah dia ndak ngomong kok, masak gua harus main-main ama perasaan ku sendiri? sapa yg menjamin bahwa proses di cpu ku itu sesuai dengan keadaan sekitar?
aku sih ngolah data tetep jalan, tapi ya untuk kalangan sendiri, nggak untuk dipublikasikan, palagi untuk berinteraksi dengan orang, malu lagi kalo ternyata insting kita salah. malu sih bukan masalah besar, tapi bikin capek kan?
No comments:
Post a Comment